http://www.womeninthebible.net/images/1.9A-4_REBEKAH_Esau_selling_his_birthright_for_a_plate_of_food.jpgPikiran yang jernih tidak selalu dimiliki oleh setiap orang. Kadang karena banyak sebab, orang mengambil keputusan dengan terburu-buru tanpa mempertimbangkan dampak-dampak jangka pendek dan panjangnya.
Kehidupan Esau diwarnai oleh pilihan keputusan yang pada akhirnya harus ia terima dengan pahit. Rasanya Esau lebih memilih memenuhi kesenangan saja ketimbang kebutuhan hidup yang penting. Menukar hak kesulungan dengan semangkuk makanan adalah contoh yang jelas dari kelemahannya ini. Esau juga mengambil pasangan hidup tanpa menghiraukan nasihat orang tuanya.
Dalam hidup ini adakah hal-hal yang akan anda tukarkan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan? Apakah anda bersedia menegosiasikan apa saja untuk sesuatu yang anda rasakan dalam memenuhi kesenangan anda saat ini? Apakah keluarga, pasangan hidup, integritas, tubuh dan jiwa anda adalah hal-hal yang bersedia anda tukarkan dalam negosiasi itu? Apakah ada merasakan bahwa bagian terpenting dalam hidup hilang saat anda berusaha meraih yang lain?
Jika demikian halnya, reaksi yang wajar pada umumnya adalah marah, sebagaimana Esau mengalaminya. Tidak salah, asal saja kemarahan anda itu diarahkan kepada lahirnya solusi-solusi yang mungkin dan bukan kepada orang lain yang seharusnya anda kasihi. Perlahan anda akan belajar bahwa ada yang jauh lebih berharga dan penting daripada kesenangan sesaat saja. Dalam proses belajar itu, bimbingan dari Firman-Nya sangat berharga untuk didengarkan dan ditaati.
(Cerita Esau dapat ditemukan dalam Kitab Suci pada : Kejadian 25-36. Esau juga disinggung dalam Maleakhi 1:2; 3; Roma 9:13; Ibrani 12:16, 17)
(Saduran dari L1fe Application Study B1ble)