• Bapa Gereja

  • Keluarga

  • Khotbah

  • Renungan

  • Cerita SM

  • Perpustakaan

  • Artikel

Bahasa Kasih (Mat 19:13-15)

http://photos-p.friendster.com/photos/21/74/50334712/1_407166384m.jpgBahasa Kasih
Mat 19:13-15
Dr. laura Schlessinger menulis dalam bukunya yang berjudul “Kesalahan bodoh para orang tua yang menghancurkan anak mereka” menuliskan alasan terbodoh mengapa memiliki anak:

1. Saya hanya ingin ada seseorang yang mencintai saya
2. Sebagai obat penawar kesepian
3. Karena semua teman-teman memiliki anak.
4. Agar ada yang merawat anda saat anda sudah tua. Dll

Dan masih banyak alasan-alasan bodoh lain yang ditulisnya. Ini adalah alasan yang salah dan cilakanya malah sering dijadikan motivasi keluarga untuk memiliki anak. Jika memiliki motivasi seperti ini kemudian ank tidak menjadi seperti yang kita harapkan maka akan terjadi musibah besar. Anak putus hubungan dengan orang tua, hubungan tidak harmonis, yang lebih parah lagi kekerasan dalam rumah tangga.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Seto Mulyadi menyatakan sebagian besar kekerasan terhadap anak dilakukan ibu kandungnya sendiri. Seorang ibu masih memiliki paradigma lama seolah-olah mendidik anak dengan kekerasan itu wajar dan sah-sah saja, bahkan harus, katanya saat Pencanangan Gerakan Nasional Perlindungan Anak di Sekolah Gratis Yayasan Bina Insan Mandiri di Terminal Depok.

Berdasarkan data Komnas PA, tahun 2008 kekerasan fisik terhadap anak yang dilakukan ibu kandung mencapai 9,27 persen atau sebanyak 19 kasus dari 205 kasus yang ada. Sedangkan kekerasan yang dilakukan ayah kandung 5,85 persen atau sebanyak 12 kasus. Ibu tiri (2 kasus atau 0,98 persen), ayah tiri (2 kasus atau 0,98 persen). Data tahun 2004-2005 60% penganiayaan anak dilakukan oleh orang yang dikenalnya termasuk orang tuanya (7,2). 476 kali kekerasan fisik terjadi di dalam rumah. Begitu banyaknya kekerasan yang terjadi terhadap anak dewasa ini tentu akan memberikan dampak negatif bagi si anak. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya penganiayaan terhadap anak antara lain immaturitas/ketidakmatangan orang tua, kurangnya pengetahuan bagaimana menjadi orang tua, harapan yang tidak realistis terhadap kemampuan dan perilaku anak, pengalaman negatif masa kecil dari orang tua, isolasi sosial, problem rumah tangga, serta problem obat-obat terlarang dan alkohol. Ada juga orang tua yang tidak menyukai peran sebagai orang tua sehingga terlibat pertentangan dengan pasangan dan tanpa menyadari bayi/anak menjadi sasaran amarah dan kebencian.

Penyiksaan fisik
Segala bentuk penyiksaan fisik terjadi ketika orang tua frustrasi atau marah, kemudian melakukan tindakan-tindakan agresif secara fisik, dapat berupa cubitan, pukulan, tendangan, menyulut dengan rokok, membakar, dan tindakan - tindakan lain yang dapat membahayakan anak. Sangat sulit dibayangkan bagaimana orang tua dapat melukai anaknya. Sering kali penyiksaan fisik adalah hasil dari hukuman fisik yang bertujuan menegakkan disiplin, yang tidak sesuai dengan usia anak. Banyak orang tua ingin menjadi orang tua yang baik, tapi lepas kendali dalam mengatasi perilaku sang anak.

Efek dari penyiksaan fisik
Penyiksaan yang berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan cedera serius terhadap anak, dan meninggalkan bekas baik fisik maupun psikis, anak menjadi menarik diri, merasa tidak aman, sukar mengembangkan trust kepada orang lain, perilaku merusak, dll. Dan bila kejadian berulang ini terjadi maka proses recoverynya membutuhkan waktu yang lebih lama pula.

Penyiksaan emosi
Penyiksaan emosi adalah semua tindakan merendahkan atau meremehkan orang lain. Jika hal ini menjadi pola perilaku maka akan mengganggu proses perkembangan anak selanjutnya. Hal ini dikarenakan konsep diri anak terganggu, selanjutnya anak merasa tidak berharga untuk dicintai dan dikasihi. Anak yang terus menerus dipermalukan, dihina, diancam atau ditolak akan menimbulkan penderitaan yang tidak kalah hebatnya dari penderitaan fisik.

Bayi yang menderita deprivasi (kekurangan) kebutuhan dasar emosional, meskipun secara fisik terpelihara dengan baik, biasanya tidak bisa bertahan hidup. Deprivasi emosional tahap awal akan menjadikan bayi tumbuh dalam kecemasan dan rasa tidak aman, dimana bayi lambat perkembangannya, atau akhirnya mempunyai rasa percaya diri yang rendah. Semua kekerasan tadi didasarkan motivasi yang salah dalam memiliki anak. Lalu mana yang benar? Baca Kej 1:26-28 Allah memerintahkan kita untuk berbuah dan bertambah banyak dengan tujuan menjadikan manusia menurut gambar “Kita” lalu bagaimana mewujudkannya secara praktis?

Dalam teks yang kita baca berada dalam satu perikop yaitu Yesus memberkati anak-anak. Perikop ini membahas bagaimana sikap Yesus terhadap anak-anak. Dalam hal ini maka saya membaginya menjadi 5 bahasa kasih menurut Tuhan Yesus.

1. Waktu berkualitas (Mat 19:13b)
Dikatakan dalam ayat 13a orang-orang membawa anak-anak kecil supaya Yesus menjamah mereka. murid-murid merasa Yesus sangat sibuk dan keberadaan anak-anak ini sangat mengganggu sehingga para murid mengusirnya namun Yesus berkata agar tidak mengahlangi anak-anak datang padanya. Yesus sesibuk apapun menyediakan waktu untuk memberikan perhatian yang penuh kepada anak-anak. Ephesians 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Yesus bahkan menyamakan anak-anak dengan Kerajaan Allah. Yesus sibuk namun Dia menganggap kebersamaan dengan anak adalah sangat penting. Hal ini yang ingin Yesus ajarkan pada kita. Faktor terpentng dari waktu berkualitas adalah bukanlah peristiwanya sendiri melainkan bahwa orang tua melakukan sesuatu dengan anak, berdua dengannya. Waktu berkualitas tidak mengharuskan orang tua pergi kesuatu tempat secara khusus. Orangtua dapat memberikan perhatian terfokus hampir dimanapun, dan waktu berkualitas yang paling bermmanfaat seringkali ada di rumah, ketika orang tua berdua dengan salah seorang anak. Mencari waktu berdua dengan anak kadang tidak mudah namun penting sekali.
Susana wesley memiliki sepul;uh orang anak. Ia menjadwalkan satu jam seminggu untuk berdua saja dengan setiap anak berdua saja. Ketiga puteranya Sam, Jhon, dan Charles Wesley menjadi penyair, penulis, dan pengkhotbah. Di era tahu 1700-an diman wanita sedikit memiliki kesempatan untuk maju ia mempersiapkan seluruh putrinya untuk memperoleh pendidikan lengkap. Ibu-ibu sekalian seberapa banyak dari kita meluangkan waktu untuk anak? Saya tahu mungkin ada yang dalam hati berkata, gampang cuantau bicara karena belum mengalami. Namun saya katakan ini adalah perintah Tuhan yang harus dilakukan. Tidak ada perintah Tuhan yang tidak relevan atau tidak masuk akal dilakukan oleh manusia. Kalau kita mengatakan bahwa tidak bisa dilakuakan maka kita menganggap bahwa Allah seenaknya memberi perintah. Firman Tuhan bisa dan harus dilakukan namun seringkali hal-hal lain membuat kita mengabaikan Firman Tuhan.

2. Kata-kata penegasan dapat diekspresikan dengan kata-kata pujian, kasih sayang secara lisan (Mat 19:14)
Yesus dengan tegas membela anak-anak ini dengan mengatakan “biarkanlah anak-anak itu” tentu anak-anak mendengar perkataan Yesus. Dan saya yakin mereka senang karena dibela. Kata-kata Yesus ini tegas dan penuh kasih. Dalam menyampaikan cinta, kata-kata sangat manjur. Kata-kata yang mengandung kasih sayang dan yang mendatangkan rasa kasih, kata-kata pujian dan dorongan, kata-kata yang memberikan bimbingan positif semuanbya mengatakan “saya mempedulikanmu” Namun semua ini harus berdasarkan 3 poin yaitu:

a. Berdasarkan Kebenaran Firman Tuhan bukan kebenaran moral belaka.
Romans 13:3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. Namun semua itu harus jujur tidak dibuat-buat. Pujian yang berlebihan membuat anak menjadi manjadan sombong.

b. Jelas.
Proverbs 27:5 Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.

c. Bukan Lips service
Romans 12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Seorang ibu, bukan disini memuji anaknya pandai pintar, rajin dan lain-lain. Kemudian minggu berikutnya dalam besuk sekolah minggu saya berkunjung. Ketika saya tiba, dihadapan saya si ibu bilang kepada anaknya bahwa dia bodoh dan susah diatur. Saya katakan pada ibu ini setelah si anak itu pergi bahwa ia sudah mengajarkan anak itu berbohong. Karena apa? Karena anak itu pernah mendengar si ibu memuji sekaligus beberapa minggu kemudian mengatakan hal yang sebaliknya.

3. Sentuhan fisik (Mat 19:15)
Yesus dengan tegas dama Markus 10:16 dikatakan memeluk dan meletakkan tangan dikepala anak-anak. Ini menunjukkan bahawa Yesus melindungi mereka. Sentuhan fisik adalah bahasa cinta yang paling mudah digunakan tanpa syarat, sebab orang tua tidak perlu mencari kesempatan khusus ataupun alasan apabila hendak melakukan kontak fisik. Kontak fisik adalah salah satu bahasa kasih yang dasar. Tetapi para orang tua harus menggunakannya
a. di saat yang tepat,
b. di tempat
c. dan dengan cara yang tepat.

Ketika anak mencapai usia belasan, orang tua perlu memperlihatkan rasa cinta dengan cara yang positif selain berada pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat. Para ibu hendaknya tidak merangkul puteranya dihadapan teman sebayanya, sebab anak lelaki seesia itu sedang berusaha mengembangkan jatidiri yang mandiri. Jangan memaksakan sentuhan fisik pada seorang remaja. Apabila ia menarik diri dari pelukan anda tidak usah dikejar. Amsal 13:24 Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya. Amsal 29:15 Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.

4. Pelayanan yang diberikan dengan cuma-cuma oleh orang tua kpada anak remajanya merupakan ekspresi kasih emosional yang sejati.
1 Korintus 13:4-8 4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Hal ini juga ditunjukkan yesus. Ketika ia melayani anak-anak dengan kasih. Yesus melindungi anak-anak. Yesus melayani anak-anak ini dengan sepenuh hati. Sepenuh hati berarti terbaik namun bukan berarti selalu menyenangkan anak. Kalau hanya menyenangkan cukuo diberi mainan dan makanan maka anak akan senang. Namun pelayanan yang sebenarnya adalah dengan mengisi tangki cinta si anak. Sehingga anak memiliki kasih. Namun jangan memanipulasi layanan ini dengan hadoiah-hadiah ini adalah hal yang tidak baik.
Dalam melayani harus melihat usia ketika anak masih kecil maka kita melayaninya dengan tujuan mereka suatu saat mampu melayani diri sendiri lalu suatu saat juga mampu melayani orang lain.

5. Hadiah adalah bukti berwujud dari kasih emosional.
Hadiah bukan hanya brsifat pribadi tetapi juga hadiah kesayangan yang menjadi lambang kasih dalam hati. Romans 4:4 Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Namun hal yang tidak boleh dilakukan adalah memberikan hadiah untuk semua tindakana anak. Sedikit-sedikit hadiah. Ini akan membuat anak menjadi bekerja atau melakukan sesuatu bukan karena memiliki tanggung jawab namun karena ada hadiahnya. Sebenarnya hadiah yang terbesar bagi sang anak adalah kehadiran orang tua dalam momen momen tertentu. Kalau seorang anak ketika ulang tahun lebih mempedulikan hadiahnya daripada kehadiran anda maka itu namanya anda sudah salah dalam mendidik anak.

Ada tiga langkah untuk menemukan bahasa kasih yang utama:
a. banyak bertanya. Hal ini untuk mengetahuio kesenangan anak sehingga mempermudah komunikasi dilakuakan
b. amati perilaku anak remaja sehingga dapat mengerti karakter anak sehingga peka akan perunahan sikapnya.
c. bereksperimen dengan fokus pada salah satu bahasa kasih.


Filed Under:

Shared and Contact

Bagikan renungan, artikel, cerita, kritik dan saran Anda, klik Disini atau Send Email.

1 comment

Trackback URL | Comments RSS Feed

  1. Unknown says:

    Bahasa Kasih

     

Leave a Reply