• Bapa Gereja

  • Keluarga

  • Khotbah

  • Renungan

  • Cerita SM

  • Perpustakaan

  • Artikel

Bagaimana mengatasi frustrasi yang tiba¬tiba menimpa kita?

Setinggi-tingginya kerohanian seseorang, pada suatu saat ia pun mungkin mengalami kekecewaan. Maka penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana mengatasi frustrasi yang tiba-tiba menimpa diri kita.
Contoh yang akan kita ambil adalah pengalaman Elia. Elia adalah nabi yang termasyur di Israel, Kerajaan Utara, sekitar tahun 875-850 BC. Dengan berani Elia seorang diri telah membela kebe¬naran, walaupun ia harus menegur sang raja mengenai kesalahan¬nya. Kemenangannya atas para imam Baal di gunung Karmel rnerupakan kisah yang menakjubkan (I Raj.18). Tetapi tatkala Elia mengalami kekecewaan, ia mengeluh kepada Tuhan: "Cukuplah itu! Sekarang ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih balk daripada nenek moyangku" (I Raj. 19:4). Namun kita bersyukur kepada Tuhan, bahwa la tidak mem¬biarkan Elia tinggal dalam kekecewaan. Tangan Tuhan berkenan menolong Elia keluar dari kecemasannya. Demikian pula, kita yakin bahwa Tuhan selalu bersedia menolong kita keluar dari awan gelap yang meliputi kerohanian kita masing-masing.

Hal-hal yang menyebabkan frustasi:
1. Ketakutan (19:1-3)
Elia ketakutan karena Izebel bersumpah untuk membunuhnya. Karena ketakutannya maka elia melarikan diri. Elia merasa serba salah kalu dia harus lari kapan habisnya? Karena dia tidak punya kemampuan melawan. Namun jika ia tidak lari maka ia harus kehilangan nyawanya. Hal ini membuatnya frustasi. Maju kena mundur juga kena.
Aplikasi:
Di dalam kehidupan kita sering kita ketakutan. Menghadapi hal-hal yang rasanya tidak mungkin terselesaikan sering membuat kita frustasi. Dilakukan salah tidak dilakukan salah.
2. Stress karena Tekanan yang berlebihan (19:4)
Elia merasam frustasi sehingga ia mengatakan Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." Elia merasakan tekanan yang berlebihan dalam dirinya sehingga ia mengatakan lebih baik mati.
Tokoh lain dalam alkitab yang frustasi seperti Elia adlah ayub. Ketika ia kehilangan segalanya ayub berkeluih kesah dalam Ayub 3:11 Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?
Illustrasi
Loren Coleman, penulis “The Copycat Effect,” yang juga banyak menganalisa kasus bunuh diri, mengingatkan bahwa kasus bunuh diri selalu meningkat selama terjadi stres akibat masalah ekonomi dan sosial.
“Sejumlah studi historis yang dilakukan pakar sosiologi Steven Stack dan lainnya juga menemukan bahwa bunuh diri serta kasus kekerasan lain meningkat dalam periode depresi ekonomi dan perang,” jelasnya. Walau tak selalu mendorong untuk bunuh diri, namun stres juga mengakibatkan hal-hal berbahaya lain.
3. Kelelahan (19:5)
Kelelahan juga dapat membuat frustasi. Karena terus melarikan diri dari Izebel maka Eliapun kelelahan. Hal ini membuat ia frustasi. Elia merasa ia tidak memiliki kemampuan untuk berbuat apapun.
4. Kecewa (19:10, 14)
Kecewa yang menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa yang tidak sesuai dengan kehendak hati atau keinginan atau pikiran kita. Keadaan yang kadang tidak bisa kendalikan atau kita atur sesuai dengan kemauan kita. Kadang kita menjadi merasa tak berdaya akibat kekecewaan ini. Kecewa karena ortu tidak mau dengar pendapat kita, kecewa karena teman baik kita menghianati kita atau menyakiti hati kita, kecewa karena saudara kita lupa akan janji yang sudah dibuat, kecewa karena pacar terlambat datang, kecewa karena suami atau istri lupa akan hari ulang tahun pasangannya dan kecewa karena teman kantor tidak mau kerja sama dan bemacam-macam kejadian di dalam kehidupan kita yang membuat kita kecewa.
Akibat dari Frustasi:
Mundur dari pelayanan
Berdasarkan kitab I Raja-Raja 19, kita akan melihat bagaimana Tuhan menolong Elia untuk mengatasi kekecewaan.

1. Tuhan memberi istirahat (19:5-8)
Sebelum Elia mengalami kekecewaan, ia telah memikul tanggung jawab yang sangat berat. la ditugaskan untuk memalingkan bangsa Israel dari penyembahan berhala kepada Tuhan. Pekerjaan ini melelahkan semangat dan kekuatan tubuh, sehingga Elia merasa lemas. Dalam keadaan sedemikian, iblis telah berhasil menyerang Elia melalui ancaman Izebel yang bersumpah akan membunuh Elia. Izebel adalah permaisuri yang jahat dan keras kepala, ia berusaha mengganti kebaktian kepada Tuhan Allah de¬ngan penyembahan berhala Baal. Karena ancaman ini, Elia seko¬nyong-konyong menjadi frustrasi dan takut, sehingga ia melarikan diri. Kita mungkin dengan cepat menuduh Elia pengecut. Namun Tuhan menyelami kelemahan Elia. Sepatah pun la tidak menegur Elia, bahkan memberikan makanan yang berlimpah-limpah kepa¬danya. Setelah Elia tidur dan makan, kemudian tidur lagi dan makan lagi, semangat dan kekuatannya pulih. Istirahat yang cukup telah menyegarkan semangat Elia.
Pada saat ini mungkin Saudara sedang bergumul dalam ber¬bagai kesulitan: Mungkin kesulitan dalam pelajaran atau pekerjaan Saudara. Mungkin kesulitan dalam perekonomian atau pelayanan Saudara. Mungkin jug kesulitan dalam pernikahan atau pergaulan Saudara. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan Saudara men¬jadi lesu dan jemu. Begitu Saudara lengah, iblis segera datang menyerang, sehingga Saudara tawar hati, cemas, tidak bersema¬ngat melayani Tuhan dan akhirnya Saudara mengalami kekecewa¬an dan kegagalan total.
Kalau hal ini Saudara alami, ingatlah panggilan Tuhan: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan menanggung berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat.11:28). Maukah Saudara datang kepada-Nya untuk memperoleh istirahat tubuh, jiwa dan roh? Kita yakin hanya Firman Tuhan yang bagai makanan rohani yang menguatkan kits dalam hal menanggulangi segala tekanan tersebut.

2. Tuhan mendengarkan keluhan Elia (19:9-10)
Sewaktu Elia berada di gunung Horeb, Tuhan bertanya kepadanya: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" Tuhan menghendaki Elia bercerita tentang sebab-sebab frustrasinya, seolah-olah jawaban Elia adalah suatu pengaduan. Tetapi justru inilah kejujuran Elia dalam hal menyerahkan isi hatinya kepada Tuhan. Elia sudah berhasil mengutarakan sebab-sebab yang menjadikan ia frustrasi. Hal ini membantu Elia mengenal diri sendiri dan memberi kesem¬patan untuk menerima pertolongan Tuhan. Lihat, Tuhan tidak menegur Elia, tetapi la hanya mendengarkan keluhan Elia, serta menyatakan simpati-Nya untuk menolong Elia. Tuhan akan berbuat sesuatu untuk membangkitkan hamba-Nya.
Biasanya orang Kristen sering membicarakan persoalannya kepada gembala sidang atau orang-orang yang mereka percayai. Hal ini sangat balk dan sangat dianjurkan, sebab dengan mengutarakan problema-problemanya, ia sendiri akan menemukan bahwa persoalan yang ia hadapi sebetulnya tidak sebesar apa yang mereka bayangkan, dan pula ia mungkin akan menemukan jalan keluarnya.
Tetapi lebih daripada itu, janganlah kita. lupakan Tuhan yang berkenan mendengarkan keluhan dan jeritan kita. Dialah sumber pertolongan kita. Doa-doa yang jujur adalah doa-doa yang mengungkapkan isi hati kita. Doa yang demikian sangat berkhasiat, bukan Baja memberikan kita pandangan yang objektif, tetapi jugs menggerakkan tangan Tuhan untuk menolong kita.

3. Tuhan menyatakan diri kepada Elia (19:11-12)
Pada waktu Elia frustrasi, pastilah ia merasa bahwa Tuhan telah melupakannya, sehingga ia meragukan kuasa dan penyertaan Tuhan. Maka Tuhan sekali lagi menyatakan diri-Nya kepada Elia, bahwa penyertaan-Nya tidak pernah berubah. Yang berubah adalah diri Elia sendiri. Elia mulai sadar bahwa imannya menjadi lemah, sebab ia terlalu memandang situasi sekelilingnya lebih daripada memandang Tuhan.
Demikian pula dengan keadaan kita, tatkala kita merasa diri kita telah dilupakan, seringkali kita jatuh di tengah-tengah depresi dan menjadi "self-pity". Pada saat demikian, yang kita butuhkan adalah kesadaran baru tentang penyertaan dan kuasa Tuhan dalam kehidupan kita. Kesadaran ini sering kita dapatkan dalam saat-saat teduh. Di mana kita mau bermeditasi, berkomunikasi dengan Tuhan, maka kita akan mendengar bisikan Tuhan (19:12).

4. Tuhan mengembalikan Elia dalam pelayanan (19:13-16)
Sampai tahap ini, Tuhan berkata kepada Elia: "Pergilah, kem¬balilah ke jalanmu!" Elia ditugaskan untuk mengurapi tiga orang, di mana salah satu di antaranya adalah Elisa, yang kelak akan menjadi penggantinya sebagai nabi Israel. Untuk meyakinkan hati Elia, Tuhan memberitahu bahwa di negara Israel masih terdapat 7000 orang yang tetap setia kepada Tuhan, sehingga dalam pelayanan Elia tidak seorang diri.
Demikianlah Tuhan telah meningkatkan prestasi pelayanan Elia. Pasal-pasal berikutnya membuktikan bahwa Elia kembali lagi sebagai nabi yang agung. Elia bagaikan api Allah yang menghangus¬kan dosa. la setia kepada Tuhan sampai detik ia diangkat oleh Tuhan.
Chuck Colson pernah menjadi orang penting di White House. la adalah penasihat presiden Nixon yang sangat berkuasa. Tetapi ia pernah jatuh dari kedudukannya dan dipenjarakan. Di tengah-te¬ngah situasi yang memburuk, ia telah datang kepada Tuhan dan bertobat. Pada hari ini, ia telah menanggulangi situasi kecemasan dengan suatu tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu melayani orang¬orang yang di penjara dengan Injil Kristus.
Don Sutton, Los Angeles Dodger Pitcher, pernah mengatakan dalam suatu wawancara: "Jesus Christ gives me the winner's edge!" Kami pun yakin bahwa Tuhan akan memberikan kemenangan total kepada anak-anak-Nya, sehingga kita dapat lebih mengabdikan diri dalam pelayanan gereja. Jangan membiarkan kecemasan, tawar hati, lesu, dan rasa jemu memincangkan kehidupan Saudara. Tat¬kala kekecewaan datang, biarlah keempat tahap yang dialami oleh Elia juga berlaku atas diri kita masing-masing.


Filed Under:

Shared and Contact

Bagikan renungan, artikel, cerita, kritik dan saran Anda, klik Disini atau Send Email.

Leave a Reply