• Bapa Gereja

  • Keluarga

  • Khotbah

  • Renungan

  • Cerita SM

  • Perpustakaan

  • Artikel

Penguasaan diri dan Hidup Kudus

Matius 21:12-13
Pertanyaan
1. Apa arti hidup kudus?
2. Apa arti penguasaan diri?
3. Apakah orang yang mampu menguasai diri pasti kudus?
4. Apakah orang yang hidup kudus pasti mapu menguasai diri?

• Apakah orang yang lemah lembut pastilah orang yang bisa menguasai diri? Apakah orang non Kristen yang lemah lembut berarti menguasai diri?
• Apakah orang yang marah berarti tidak bisa menguasai diri?
• Apakah arti kudus itu? Kudus = “qados” yang brarti dipisahkan/dikhususkan

Kesalahan pandangan dalam mengartikan hidup kudus:
1. Memisahkan diri dari dunia luar.
2. Sama sekali tidak berdosa

Apakah hidup kudus itu?
1. Mengikut teladan Kristus
Secara praktis kita dapat melihat ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya ia berkata Yohanes 13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Hal ini berarti ketika kita sudah dikuduskan/dipisahkan maka sentral hidup kita sudah berbeda, dari meneldani dunia menjadi meneladani Kristus. Dan tidak dipungkiri karena kita manusia berdosa mka kitapun pasti jatuh bangun di dalam meneladani Kristus.

2. Serupa dengan Kristus
Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Teks ini jelas menunjukkan bahwa anak-anak Tuhan sudah ditentukan menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya. Dan keserupaan ini menjadi puncaknya ketika kita sudah bersama dengan Bapa di Sorga. Saat ini kita sedang dibentuk untuk menjadi serupa menjadi gambar-Nya.
Setelah kita mengetahui apa itu hidup kudus baru kita masuk kedalam hal penguasaan diri. Apa hubungannya penguasaan diri dengan hidup kudus. Hubungannya erat sekali.
Satu pertanyaan bisakah orang hidup kudus tanpa penguasaan diri? Bisakah orang memiliki penguasaan diri tanpa hidup kudus?

Ada beberapa pandangan yang sering kita dengar mengenai penguasaan diri dan kekudusan:
1. Kalau orang sering emosi berarti kurang bisa menguasai diri, sedangkan orang yang pendiam berarti lebih bisa menguasai diri.
2. Orang Kristen tidak boleh marah, menangis karena berarti kurang menguasai diri (Mrk 3:5).
3. Untuk hidup kudus maka harus menghindari hal-hal duniawi.

Penguasaan diri dilihat dari 2 sisi:
1. Dari sisi Karakter
Dalam menghadapi sesuatu yang tidak disukai:
Kolerik: Meledak-ledak (responsive)
Sanguin: Santai
Flekmatik: Acuh
Melankolis: Menagis
Apa jadinya ketika seorang yang kolerik mengemukakan sesuatu yang tidak disukainya pada orang yang berkarakter melankolis? Pasti sepertinya orang kolerik ini dianggap tidak bisa menguasi diri. Lalu bagaiman dengan sebaliknya?orang melankolis mengungkapkan ketidaksenangannya pada orang kolerik? Pasti dibilang cengeng, lembek dll
Lalu apakah karakter=karakter ini tidak menguasai diri?

2. Dari segi rohani
Di dalam teks yang kita baca adalah kisah dimana Pada hari Paskah, Yesus pergi ke Yerusalem sebagai ketaatan pada hukum Taurat (Kel 23:14,15,17 Ul 16:1-8). Di dalam perjalanannya Yesus melewati sebuah Bait Allah dan dia melihat bahwa di dalam bait Allah terjadi transaksi jual beli lembu, kambing domba dan merpati dan tukar menukar uang. Singkat cerita Yesus marah dan mengusir semua pedagang disana. Kalau dilihat sepintas sepertinya Yesus kurang menguasai diri bukan? Seandainya kasus ini terjadi pada saat ini. Di dalam gereja terjadi jual beli binatang, bolehkah hamba Tuhan mencambuk jemaat seperti yang dilakuakan Tuhan Yesus? Apakah yang dilakukan Tuhan Yesus melanggar kekudusannya dan penguasaan Diri-Nya?
Buka 1 Sam 21:1-6 di dalam teks ini Daud makan Roti sajian. Roti itu hanya untuk imam (Kel 29:32-34 Im 24:5-9), tetapi Daud dan pengikut-pengikutnya memakannya karena lapar dan hal ini tidak pernah dianggap sebagai suatu dosa / kesalahan. Di dalam Mat 12:3 Yesus mengambil kisah Daud ini karena Ia bersama murid-muridnya ditudu melanggar hukum Taurat karena memetik bulir gandum pada hari sabat. Murid-murid bukan dituduh mencuri, karena apa yang mereka lakukan itu bukanlah pencurian, karena memang diijinkan oleh Hukum Taurat (Ul 23:25). Mereka dituduh karena mereka melakukan hal itu pada hari Sabat.
Pada hari Sabat memang orang dilarang bekerja (Kel 20:8-11 Kel 34:21 Kel 31:14-15 Kel 35:1-3 Bil 15:32-36 Kel 16:4-5,21-29). Tujuan peraturan ini adalah:
• supaya bisa beristirahat (bdk. Kel 20:11 - ‘rested’ / beristirahat).
• supaya bebas dari hal-hal duniawi sehingga bisa berkonsentrasi pada Tuhan dalam berbakti.
Tetapi orang-orang Farisi menambahi peraturan Sabat ini dengan 39 larangan (hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Mereka beranggapan bahwa:
• memetik gandum = menuai.
• menggisar gandum di tangan = mengirik.
• memisahkan gandum dari kulit = menampi.
• seluruh proses itu = menyiapkan makanan.
Dan karena itu mereka menganggap bahwa murid-murid Yesus berdosa melanggar peraturan hari Sabat. Apakah Yesus juga Daud tidak memiliki penguasaan diri sehingga makan dan melanggar hukum? Apakah mereka tidak kudus karena melanggar huklum taurat? Yesus yang mampu berpuasa 40 hari tanpa makan dan minum tidak bisa menguasai diri-Nya sehingga makan pada hari sabat?

Penguasaan diri yang benar.
Ketika seseorang marah maka tampilannya tergantung dari segi karakter nya apakah dia sanguin, melankolis, kolerik atau flekmatik. Sehingga sebenarnya tampilan luarnya tidaklah terlalu signifikan untuk mengambil kesimpulan orang ini bisa menguasai diri atau tidak.

Penguasaan diri yang baik adalah:
1. Mampu memelihara hati sehingga tidak memiliki akar pahit.
2. Mau mengampuni jika ada yang bersalah.
3. Melakukan tindakan atas dasar kasih
4. Mampu mengoreksi diri sendiri dan mau dikoreksi tanpa sakit hati.
5. Berani mengaku jika melakukan kesalahan.

Teks yang menceritakan Yesus marah di Bait Allah pasti memiliki 3dari 5 alasan diatas.
1. Yesus tidak memiliki akar pahit walaupun bait Allah sudah disalahgunakan, Ia tetap mau mati bagi orang berdosa.
2. Yesus ketika naik diatas kayu salaib kalimat pertama yang ia lontarkan adalah "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Padahal manusia-manusia yang menyalibkan Dia masih tidak sadar kesalahan mereka Matthew 27:40 mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"
3. Yesus melakukan semua itu atas dasar kasih. John 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
4. Daud seorang yang mau dikoreksi, ketika Nabi Natan mengoreksi kesalahan Daud Daudpun sadar akan kesalahannya. (2 Sam 12)
5. Daudpun didalam Mazmurnya mau mengakui dosa-dosa dimasa mudanya dihadapan Tuhan Psalm 25:11 Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu.

So;usi:
1. Membaca Firman Tuhan secara rutin
2. Taat Firman Tuhan dalam kondisi apapun, walaupun jatuh bangun namun harus belajar untuk taat terus menerus.
Kesimpulan:
Penguasaan diri yang benar adalah dimana kita sebagai manusia berdosa yang sudah dikuduskan dalam bertindak harus selalu bersandar kepada Allah sehingga tidak membiarkan diri terus menerus hidup di dalam dosa.

Filed Under:

Shared and Contact

Bagikan renungan, artikel, cerita, kritik dan saran Anda, klik Disini atau Send Email.

Leave a Reply