• Bapa Gereja

  • Keluarga

  • Khotbah

  • Renungan

  • Cerita SM

  • Perpustakaan

  • Artikel

Apakah Kremasi Alkitabiah?

Webster's Unabridged Dictionary menyebutkan bahwa kata "kremasi" berasal dari bahasa Latin crematio yang berasal dari cremo yang mempunyai arti membakar, secara khusus pembakaran orang mati menurut adat istiadat bangsa-bangsa kuno. Pada masa kini, kremasi nampaknya menjadi salah satu alternatif yang mulai dipertimbangkan, termasuk oleh orang-orang Kristen. Menariknya, tidak semua denominasi dalam kekristenan menyetujui praktik kremasi. Lebih lagi, nampaknya jauh lebih banyak denominasi yang menolak praktik kremasi daripada menerimanya. Beberapa tokoh di dalam denominasi tertentu atau interdenominasi yang menyatakan penolakannya terhadap kremasi atas orang Kristen adalah : Herlianto, H.L. Senduk, dan Jusuf B.S.

Pandangan Jusuf B.S. tentang Kremasi
Jusuf B.S. menegaskan "Adalah kehendak Allah bahwa kalau orang-orang-Nya mati, harus dikubur, bukan dibakar." Ia mengambil kesimpulan tersebut setelah memaparkan rangkaian argumentasi yang menurutnya dibangun atas teks-teks Alkitab. Rangkaian argumentasi Jusuf B.S. tentang kremasi dapat dirangkum seperti penjelasan berikut.
1. Allah senantiasa berbicara tentang penguburan dan sama sekali tidak pernah berbicara tentang pembakaran jenazah orang percaya di dalam Alkitab. Hal ini nampak pada perintah Allah dalam penguburan Musa, Abraham dan Tuhan Yesus. Jusuf B.S. menegaskannya demikian," Selalu dikubur! Mengapa? Sebab Allah menghendaki penguburan!" Dengan bertitik tolak pada teladan orang-orang benar di seluruh catatan Alkitab, maka menurut Jusuf B.S. penguburan adalah kehendak Allah, dan pembakaran jenazah (kremasi) adalah pelanggaran terhadap kehendak Allah tersebut.
2. Tubuh yang fana adalah "benih" bagi tubuh yang kekal dan sempurna. Dengan bertitik-tolak dari 1Kor 15:35-38, 42-44, Jusuf B.S. menyatakan bahwa tubuh orang percaya yang telah mati adalah "benih" bagi tubuh kebangkitan, oleh karenanya tidak diperkenankan secara sengaja merusak "benih" tersebut melalui kremasi. Dengan demikian Jusuf B.S. berpendapat bahwa kremasi dapat merusak "benih" tubuh kekekalan. Lalu, bagaimanakah yang akan terjadi dengan orang percaya yang dikremasi? Jusuf B.S. menegaskan : Siapa yang minta dibakar sesudah mati, apalagi ditumbuk sampai halus, harus menanggung resikonya sendiri untuk kekal, sebab tidak pernah Tuhan menyuruhkan atau mengizinkan hal ini. Tetapi juga orang-orang yang menyuruh mengkremasikan mayat-mayat orang beriman akan menanggung akibatnya.
3. Kremasi adalah bentuk ketidaksukaan bahkan penolakan Tuhan. Jusuf B.S. menegaskan hal ini dengan menyatakan bahwa kremasi adalah perkara yang jahat (Am 2:1), bentuk penghukuman Allah yang dahsyat (Yos 7:25, 1Raj 13:2) dan peniruan matinya perempuan sundal (Im 21:9).

Pandangan H.L. Senduk tentang Kremasi
Ia tidak hanya menolak kremasi, tetapi juga menyatakan bahwa orang Kristen yang menerima kremasi adalah orang Kristen modernis yang tidak lagi percaya Alkitab. Lebih dari sekedar itu, menurut H.L. Senduk orang yang menerima kremasi adalah orang yang menganut ajaran Setan.
1. Kremasi adalah paham kafir. Menurut H.L. Senduk, kremasi adalah bagian dari ajaran agama kafir yang menyakini bahwa pembakaran mayat adalah penyucian dosa. Dalam pandangannya, hal ini bertentangan dengan ajaran Alkitab yang menyatakan bahwa penyucian dosa hanya didapatkan melalui pengorbanan Tuhan Yesus. Dengan demikian, melakukan kremasi adalah tindakan yang menolak ajaran Alkitab dan menganut ajaran kafir.
2. Dalam kesaksian seluruh bagian Alkitab, penguburan adalah perintah Tuhan bagi anak-anak-Nya. H.L. Senduk memberikan banyak sekali referensi Alkitab yang menuliskan bahwa nenek moyang Israel dikuburkan ketika mati, seperti Abraham (Kej 25: 7), Ishak (Kej 35:28-29), dan Yakub (Kej 49:29-33).
3. H.L. Senduk menegaskan Alkitab menunjukkan bahwa kremasi adalah tanda hukuman dan murka Allah. Ia memberikan begitu banyak contoh dimana penghukuman Tuhan datang dalam bentuk api yang membinasakan seperti dalam contoh-tontoh berikut ini : Sodom dan Gomora (Kej 19:24-25), Nadab dan Abihu (Im 10:1-2), pengikut-pengikut Korah, Datan dan Abiram (Bil 16:1-50), Akhan (Yos 7:9-25), dan pada akhirnya bagi mereka yang tidak percaya pada Yesus Kristus (Wah 20:7-10).

Pandangan Herlianto tentang Kremasi
Herlianto menganjurkan dilakukannya penguburan daripada kremasi. Meskipun ia menyebut tentang praktik kremasi yang menjadi bagian dari agama-agama bersifat Pantheisime dan Dinamisme, dan tentang pembakaran dalam perspektif Alkitab yang seringkali menunjuk pada penghukuman dan pemusnahan, namun dua hal tersebut bukanlah argumentasi dasarnya. Argumentasi dasar Herlianto untuk tidak menyetujui kremasi adalah seperti berikut :
Kremasi dapat merupakan usaha mendahului pemusnahan itu [kebinasaan kekal] yang dilakukan dengan sengaja oleh keluarga yang ditinggalkan terhadap keluarganya yang meninggal dunia, sebab dalam pembakaran demikian kita membuka kemungkinan aspek roh ikut mengalami dampak pembakaran, sebab kita tidak tahu berapa lama aspek roh akan meninggalkan aspek jasmani setelah seseorang dinyatakan meninggal secara klinis. Dari pernyataan di atas terlihat dengan jelas bahwa menurut Herlianto, kremasi berpotensi untuk menghancurkan aspek roh dalam kehidupan manusia pasca kematiannya. Di dalam penguburan, proses kehancuran tubuh tersebut berjalan lebih lambat dan memberikan "kesempatan" aspek roh untuk berdiri sendiri. Herlianto menyatakan," Yang menjadi masalah adalah seberapa lama aspek roh itu berdiri sendiri setelah aspek jasmaninya membusuk." Herlianto menyampaikan dua argumennya untuk mendukung hal tersebut. Pertama, dari pengalaman umum menunjukkan kasus kematian yang tidak wajar dan dikubur di tempat tidak wajar berdampak aspek rohnya kelaparan dan tidak kunjung terlepas dari jasadnya dan biasanya diatasi dengan penguburan di tempat yang lebih layak. Kedua, Herlianto mengagkat kisah Lazarus yang menurutnya menunjukkan indikasi aspek roh Lazarus masih memiliki kesatuan dengan aspek tubuhnya dalam empat hari sampai Yesus membangkitakannya. Di sisi lain, Herlianto pun mengakui bahwa memang ada indikasi lain bahwa ada kemungkinan bahwa aspek roh seseorang dapat segera terlepas dari tubuhnya setelah kematian, seperti misalnya pada penjahat yang disalib bersama Yesus (Luk 23:43).

Tanggapan
1. Pendapat Jusuf B.S dan H.L. Senduk tentang Allah senantiasa berbicara tentang penguburan dan sama sekali tidak pernah berbicara tentang pembakaran jenazah orang percaya di dalam Alkitab adalah kurang tepat. Di dalam 1 Sam 3:1-13 Yonatan, anak Saul, adalah orang beriman dan saleh, tetapi mayatnya dibakar. Dalam Kitab Suci memang hampir semua orang dikubur, karena pada jaman itu hanya ada sedikit manusia, dan tanah kuburan bisa didapat dengan mudah dan murah. Tetapi jaman berubah! Makin banyaknya manusia dan makin penuhnya dunia ini menyebabkan kuburan sukar didapat dan mahal. Ada yang mengatakan bahwa di Hongkong seseorang haruslah sangat kaya untuk bisa membeli kuburan. Dan seluruh dunia menjurus pada keadaan seperti itu, sehingga lambat laun tidak ada orang yang bisa membeli kuburan. Karena itu, mengingat Kitab Suci memang tidak melarang kremasi, maka pilihan pada kremasi tentu merupakan pilihan yang bijaksana (dan tetap alkitabiah). Lalu jika ingin mengikuti tradisi Yahudi untuk dikubur maka tidak boleh setengah-setengah misalnya orang Yahudi apabila mereka mati, mereka tidak pernah pakai peti jenazah (Luk 7:12,14) dan dikuburnya bukannya di bawah tanah melainkan di dalam gua atau lubang dalam karang. Sara (Kej 23:19), Abraham (Kej 25:9) dan banyak lagi peraturan2 lainnya, bahkan Tuhan Yesus sendiri tidak dikubur. Walaupun Alkitab tidak menuliskan secara tegas mengenai kremasi namun alasan tersebut tidak boleh digunakan untuk mengklaim bahwa kremasi tidak diperbolehkan. Argumen yang digunakan beliau adalah ‘argument from silence’ yang sama sekali tidak mempunyai kekuatan hal ini juga digunakan untuk menentang HUT. Tuhan memang tidak memerintahkan pembakaran mayat / perayaan HUT, tetapi Tuhan juga tidak pernah melarangnya! Kalau kedua hal di atas itu dilarang karena tidak pernah diperintahkan, maka kita juga bisa mengatakan bahwa orang kristen dilarang untuk mandi, karena Tuhan juga tidak pernah memerintahkan hal itu!
2. Pandangan Jusuf B.S bahwa Tubuh yang fana adalah "benih" bagi tubuh yang kekal dan sempurna sehingga dengan membakar maka akan merusak benih tersebut dan akibatnya akan hilang kekekalannya. Pandangan ini juga kurang tepat. Apakah penguburan tidak menghancurkan tubuh / mayat? Dan bagaimana dengan orang yang terkena ledakan bom, apalagi bom atom, atau dimakan ikan / binatang buas? Apakah mereka ini juga tidak bisa dibangkitkan? Lalu apakah Allah tidak lagi berkuasa atas tubuh yang sudah jadi abu sehingga tidak mampu membangkitkannya? Tidak mungkin.
3. Pandangan Jusuf bahwa Kremasi adalah bentuk ketidaksukaan bahkan penolakan Tuhan karena dibakar dengan api juga kurang tepat, api memang sering dipakai sebagai simbol hukuman, namun juga merupakan simbol Roh Kudus (Kis 2:1-4), penyucian (Mat 3:11), dan Kitab Suci / Firman Tuhan (Yer 23:29). Dari ayat-ayat ini maka jelas pandangan Jusuf ini berat sebalah.
4. Pendapat Herlianto bahwa kremasi dapat merusak aspek roh dan ada kemungkinan roh orang yang mati itu, yang masih belum meninggalkan tubuhnya, bisa menderita karena pembakaran itu adalah tidak benar. Dari jaman dulu definisi dari kematian adalah terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh. Kepercayaan kafir bahwa roh seseorang masih belum meninggalkan tubuhnya pada saat ia mati, jelas bertentangan dengan Alkitab (bdk. 1Raja 17:21-22 Luk 8:55 Luk 23:43,46 Kis 7:59). Dalam persoalan ini ada 2 hal yang menarik: pertama, penceritaan tentang kematian Ananias dan Safira dalam Kis 5:5,10, dan tentang kematian Herodes dalam Kis 12:23. Kis 5:5,10 - ‘putuslah nyawanya’. KJV: ‘gave up / yielded up the ghost’ (= menyerahkan roh). RSV/NIV: ‘died’ (= mati). NASB: ‘breathed his / her last’ (= menghembuskan nafas terakhir). Kata Yunani yang dipakai adalah EXEPSUXEN (dalam Perjanjian Baru kata ini hanya digunakan 3x, yaitu dalam Kis 5:5,10 Kis 12:23), yang berasal dari kata dasar EKPSUCHO. Kata EKPSUCHO ini pasti berasal dari 2 kata Yunani yaitu EK [= from (= dari), out from (= keluar dari), away from (= jauh dari)] + PSUCHE [= soul (= jiwa)]. Kata Yunani ini menunjukkan bahwa ‘mati’ merupakan ‘perpisahan tubuh dengan jiwa’. Yang kedua, cara Paulus menggambarkan kematian dalam 2Kor 5:8 - “tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”. KJV: ‘to be absent from the body, and to be present with the Lord’ (= absen dari tubuh, dan hadir dengan Tuhan). RSV: ‘be away from the body and at home with the Lord’ (= jauh dari tubuh dan di rumah dengan Tuhan). NIV: ‘to be away from the body and at home with the Lord.’ (= jauh dari tubuh dan di rumah dengan Tuhan). NASB: ‘to be absent from the body and to be at home with the Lord’ (= absen dari tubuh dan ada di rumah dengan Tuhan). Yunani: EKDEMESAI EK TOU SOMATOS KAI ENDEMESAI PROS TON KURION. Perhatikan kontras antara EKDEMESAI (= to go away from home / pergi dari rumah) dan ENDEMESAI (= to come home / pulang ke rumah). Jadi kematian digambarkan sebagai ‘pergi dari rumah menjauhi tubuh’, dan ‘pulang ke rumah kepada Tuhan’. Andaikatapun roh seseorang masih belum terpisah dengan tubuhnya pada saat mati, adalah omong kosong kalau ia bisa menderita oleh api duniawi, lebih-lebih kalau ia adalah orang kristen. Perlu diketahui bahwa penderitaan bagi orang kristen dalam dunia ini dibutuhkan untuk menyucikan, menguji dsb. Pada saat ia sudah mati, maka semua itu sudah selesai sehingga tidak mungkin lagi ada penderitaan baginya, mengingat semua hukuman dosanya sudah ditanggung oleh Kristus.
5. Pandangan Yusuf dan Senduk yang mengatakan bahwa kremasi adalah budaya kafir adalah tidak tepat. Kejadian 50:2 menujukkan bahwa ketika Yakub mati, maka Yusuf memerintahkan tabib-tabib untuk merempah-rempahi jenazah ayahnya ini (And Joseph commanded his servants the phsicians to embalm his father [NASB]). Bahkan, ketika Yusuf sendiri mati, maka jenazahnya mengalami perlakuan yang sama (Kej 50:26). Pembalseman jenazah yang hasilkan disebut sebagai mumi adalah praktik umum dari bangsa Mesir pada waktu tersebut. Data tersebut di atas juga menunjukkan bahwa ada orang-orang kudus PL yang jenazahnya diperlakukan seperti kebiasaan bangsa Mesir-yang dapat dianggap sebagai bangsa kafir. Tentu saja dibalik proses pembalseman ini, bangsa Mesir mempunyai latar belakang teologis yang melandasinya, yang pasti berbeda dengan perspektif teologis orang-orang Israel waktu itu. Apakah dengan perintah Yusuf agar Yakub dibalsem itu memiliki arti Yusuf telah mengikuti adat istiadat bangsa kafir? Ya, di dalam pengertian praktik tindakannya, tetapi tentu saja ini tidak otomatis berarti Yusuf mempercayai latar belakang teologis yang diyakini bangsa Mesir. Dengan demikian, pendapat Jusuf B.S. dan H.L. Senduk yang menyatakan bahwa melakukan kremasi sama dengan mengikuti kebiasaan bangsa kafir-otomatis disertai mengakui ajarannya-adalah argumentasi yang lemah. Apabila argumentasi ini diterima, maka akan menjadikan Yakub dan Yusuf sebagai penganut agama kafir. Tentu saja ini bertentangan dengan kesaksian Alkitab.
Dari pembahasan di atas maka tidak alasan untuk melarang orang percaya untuk melakukan kremasi sebagai alternatif penguburan jenazah. Alkitab tidak pernah melarang melakukan kremasi.

Filed Under:

Shared and Contact

Bagikan renungan, artikel, cerita, kritik dan saran Anda, klik Disini atau Send Email.

7 comments

Trackback URL | Comments RSS Feed

  1. Anonymous says:

    Pertanyaan sederhana yg mungkin bisa anda jawab, APAKAH YG TIDAK ADA TERTULIS DI ALKITAB BERARTI DIPERBOLEHKAN UNTUK DILAKUKAN ??
    Mengenai LARANGAN KREMASI MEMANG TIDAK TERTULIS DALAM ALKITAB.. BERARTI KREMASI DIPERBOLEHKAN. .BEGITU KAN???
    Sekarang saya mau tanya ADAKAH LARANGAN MEMAKAN JENAZAH TERTULIS DALAM ALKITAB ??? Pasti jawabannya TIDAK ADA (Setahu saya di alkitab hanya ada larangan memakan bangkai binatang yg mati bukan karena disembelih), BERARTI BOLEH YA MEMAKAN JENAZAH MANUSIA... Silahkan dinikmati ya..ga dilarang kok.
    Tahukah anda kalau larangan Tuhan kalau ditulis semuanya dalam alkitab gak akan cukup, apalagi jaman sekarang yg selalu terus berkembang. Mungkin alkitab perlu diupdate isinya setiap tahun karena selalu ada yg baru yg belum ditulis dalam alkitab. Kita sebagai manusia yg diberi akal seharus bisa berpikir yg mana yg boleh yg mana yg dilarang.

     
  2. Anonymous says:

    Kita semua tahu darah ada di semua tubuh mahluk hidup, tahukah anda bahwa di dalam darah terdapat nyawa dari mahluk hidup tsb??? BAGAIMANA JADINYA KALAU TUBUH YG MASIH BERISI DARAH IKUT DILEBUR DALAM OVEN KREMASI???
    Pernahkah anda mendengar cerita orang yg sampai sekarang masih dipercaya bahwa bila ada manusia yg mati terbunuh hingga tertumpah darahnya, bila ada orang iseng menjahili darahnya dengan meneteskan jeruk nipis pada darah si korban maka darah si korban akan menjerit-jerit kesakitan setiap malam??? ANDA ANGGAP INI CUMA MITOS??? ANDA ANGGAP INI BUKAN ROH SI KORBAN YG BERTERIAK KESAKITAN TETAPI HANYA IBLIS YG BERPURA-PURA SEBAGAI ROH SI KORBAN??? OK, anggaplah sementara jawaban andalah yg benar.
    INILAH SEBAGIAN REFERENSI YG BISA ANDA BACA DAN PELAJARI KEMBALI;
    - FirmanNya: "Apakah yg kau perbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah". (Kej 4:10)
    - Karena nyawa mahluk ada di dalam darahnya (Imamat 17:11)

    Mungkin anda menganggap apalah arti jenazah manusia yg hanya seonggok daging yg mulai membusuk.
    Bukankah sebuah pemikiran aneh menganggap jenazah manusia hanya seperti bangkai binatang yg layak dilebur dalam oven dengan panas 1000 derajat celcius tapi jenazahnya dimandikan dulu, didandani,diberi pakaian yg bagus, dimasukan dalam peti jenazah tapi nasibnya berakhir menjadi abu di dalam oven.
    Kalau anda anggap jenazah manusia hanya sebagai bangkai binatang lebih baik;
    - gak perlu dimandikan
    - gak perlu didandani
    - gak perlu dikasih pakaian
    - gak perlu dimasukan di dalam peti mati
    - bungkus aja dalam kantong plastik khusus buat sampah
    - lalu lempar ke dalam oven peleburan
    - selesai.
    Gak perlu keluar biaya banyak khan???

     
  3. Anonymous says:

    Sebenarnya masih banyak ayat-ayat lain yg tidak bisa saya cantumkan semuanya di sini tapi ini sebagian referensi dari yg saya baca yg layak untuk bahan masukan.
    http://www.yabina.org/TanyaJawab/99-00/Apr_99%20rev.htm
    http://www.febc.edu.sg/BBVol9_2e.htm (silahkan translate di google terjemahan bila ada kesulitan bahasa)
    - Sebagai orang yg beriman seharusnya kita tahu bahwa manusia adalah mahluk yg paling mulia di antara semua mahluk ciptaan Tuhan, yg serupa dengan gambaran Allah. Maka sepantasnya untuk dihormati dan dihargai dari semasa hidupnya hingga akhir hidupnya.
    - Sebagai orang yg beriman seharusnya kita menyerahkan segala hidup,mati,rejeki,jodoh dan lainnya di tanganNYA. Sadarlah dengan melakukan kremasi, kita sudah lancang mendahului pekerjaan Tuhan dalam urusan penanganan jenazah. Biarlah jenazah membusuk dan menjadi debu secara alami tanpa campur tangan manusia.
    Saya sangat menyesalkan setelah mendengar khotbah dari seorang pendeta terkenal (sebut saja "ST") yg membolehkan jenazah orang kristen dikremasi. Cari aja videonya di youtube (tanya jawab 61), pasti ketemu.
    Saya harap pendeta itu sadar dan bertobat, khotbahnya jelas-jelas bisa merusak mental dan iman umat kristen khususnya generasi muda.
    Ini juga ada link yg menurut saya keliru jalan pikirannya. Saya harap buat yg sudah bertobat, tegurlah dia.
    http://www.gsricitra.com/2009/03/kremasi-kenapa-tidak-boleh.html
    Pada kalimat penutup terdapat tulisan "ilmu pengetahuan modern saja terbukti dapat mengidentifikasi mayat yg sudah hancur karena musibah". Tahukah dia bedanya hancur karena musibah tapi masih ada potongan tubuhnya yg masih bisa diteliti (rambut,kulit,potongan daging,gigi) atau yg disebut forensik DNA dengan yg sudah lebur jadi abu (yg jelas sudah tidak bisa dikenali lagi DNA nya). MAKANYA JANGAN ASAL BICARA !!!

    Salam sejahtera, kasih Kristus menyertai kita semua. Amin

     
  4. Anonymous says:

    Saya Tidak setuju dengan Kremasi !!!.

     
  5. Anonymous says:

    Sebenarnya kebanyakan gereja Kristen tidak menentang kremasi, termasuk gereja Katolik.Hanya sebagian kecil denominasi spt Herlianto. Betul, saya pernah membaca cerita banyak martir yg dibakar dan abunya disebar. Kita tidak bisa membatasi kuasa Tuhan.Tuhan mampu membangkitkan jenazah biarpun dlm bentuk apapun.Toh, dikubur atau dibakar juga akan menjadi abu.

     
  6. Anonymous says:

    Jangan membatasi kuasa Tuhan. Tuhan sanggup membangkitkan debu atau abu. Kebanyakan gereja menyetujui kremasi.

     
  7. Andre says:

    Dikubur juga akan membusuk dan dimakan cacing, ulat dsb. Banyak org Kristen yg mati jazadnya ngak ditemukan.....entah dimakan binatang atau hangus karena bom.Keselamatan jiwa manusia tdk tergantung bagaimana kita memperlakukan jenazah, tetapi bagaimana kita hidup dan kemurahan Tuhan menyelamatkan kita yg berdosa ini.

     

Leave a Reply