• Bapa Gereja

  • Keluarga

  • Khotbah

  • Renungan

  • Cerita SM

  • Perpustakaan

  • Artikel

Adakah manusia sebelum Adam?

Dalam pembahasan problem dalam kitab kejadian pada hari ini akan menanggapi sebuah buku kecil yang berjudul “Nephilim” yang ditulis oleh Philipus Jung. Kurang jelas siapa Philipus Jung ini namun bukunya telah disebarkan oleh salah satu denominanasi Gereja.
Buku ini berusaha untuk menjawab pertanyaan Alkitab yang sulit terutama pertanyaan mengenai perbedaan usia manusia yang menurutnya 6000 tahun dengan ilmu pengetahuan yang menyatakaan ada fosil puluhan ribu tahun. Ada suatu usaha untuk menafsirkan Alkitab agar bisa diterima akal sehat namun sayang hal ini tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
1. Di dalam halaman satu paragraf terakhir ditulis bahwa ada manusia sebelum Adam dan manusia ini tanpa roh hanya terdiri dari tubuh dan jiwa saja. Buku ini menafsirkan secara khusus ayat 26 dan 27. menurut Jung manusia dicip\takan sekaligus laki-laki dan perempuan, tidak hanya satu orang saja. Kata laki-laki dan perempuan di ayat 26 dan 27 menurut bahasa aslinya adalah zakar dan nekjeba, yang berarti jantan dan betina. Dari ayat ini disimpulkan bahwa Kej 1:26-27 adalah penciptaan binatang-binatang, jantan dan betina sekaligus dan tidak mempunyai roh, hanya tubuh dan jiwa saja.
2. Dari keturunan manusia yang tanpa roh ini Allah memilih (menyeleksi) satu manusia yang terbaik, diberi bnafas hidup sehingga manusia ini menjadi mahluk yang hidup. Di dalam halaman 3 ditulis “Dari keturunan manusia Kej 1:26-27 yang tanpa roh ini, Allah memilih (menyeleksi) satu manusia yang terbaik, diberi nafas hidup sehingga manusia ini menjadi mahluk yang hidup, diberinya roh kepada manusia yang sudah terdiri dari tubuh dan jiwa ini.” Lalu dihalaman 4 juga ditulis “Adama hasil seleksi dari keturunan manusia Kej 1:26-27, maka Adam mempunyai orang tua, tetapi Hawa tidak mempunyai orang tua.”
3. Sebagai pembuktian bahwa ada manusia lain sebelum Adam di dalam halaman 5 juga ditulis “jika tidak ada manusia lain sebelum Adam, maka setelah kain membunuh Habel, yang tinggal adalah Adam, Hawa, dan Kainsendiri. Namun dari ayat-ayat tersebut di atas (Kej 4:8-16) kita tahu bahwa Kain takut dibunuh, dan Tuhan tidak menyatakan bahwa tidak ada orang lain, akan tetapi Tuhan menaruh tanda pada Kain agar ia tidak dibunuh. Berarti orang-orang tanpa roh yang sudah ada sejak sebelum Adam diberi nafas roh hidup, dapat menghakimi dan membunuh Kain.” Dalam halaman 6 di tulis “manusia tanpa roh ini dalam bahasa Ibraninya adalah nephilim, dan semua telah habis binasa ketika terjadi peristiwa air bah.”

Tanggapan:
1. Menanggapi tafsiran pertama, jelas jung tidak memperhatikan kata-kata dalam bahasa Ibrani dengan baik. Jung hanya memperhatikan konteks hanya pada teks Kej 1:26-27. Jung tidak memperhatikan konteks seluruh kitab, jangankan seluruh kitab, konteks kitab Kejadian saja ia tidak memperhatikan. Memang kata rk'z" zakar {zaw-kawr'} dan hb'qen> neqebah {nek-ay-baw'} menunjuk pada pemisahan gender yaitu untuk laki-laki dan peremapuan, jantan dan betina, namun ini bukan berarti hal ini di samakan untuk gender binatang yang tidak mempunyai roh. rk'z" zakar {zaw-kawr'} juga digunakan dalam ayat Genesis 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; Leviticus 6:29 Setiap laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; itulah persembahan maha kudus. Dan banyak ayat lain yang menunjukkan bahwa kata ini menunjuk pada manusia bukan mahluk tanpa roh. Begitu juga hb'qen> neqebah {nek-ay-baw'}Genesis 5:2 laki-laki (zakar) dan perempuan (neqebah) diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" (~d'a' 'adam {aw-dawm'}) kepada mereka, pada waktu mereka diciptakan. Jelas teks ini menunjuk bahwa neqebah menunjuk pada perempuan manusia dan zakar dan neqebah ini disebut manusia yang dalam bahasa Ibraninya Adam. Dari pembahadsa poin ini jelas Jung salah dalam menafsirkan ayat ini dan menyesatkan.
2. Pada poin kedua kembali Jung melakukan kesalahan fatal dalam menafsirkan teks ini. Dalam Genesis 1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Ketika Allah menyelesaikan seluruh ciptaan-Nya pada hari ke enam Allah mengatakan semua ciptaan-Nya “sungguh amat baik” dalam terjemahan bahasa sehari-hari “dan Ia sangat senang” NIV “and it was very good.” Jadi apa kesimpulannya? Allah tidak perlu menyeleksi lagi. Untuk apa? Semua yang diciptakan sudah sangat baik. Tafsiran Jung sangat tidak menghargai kemampuan Allah, untuk apa Allah yang begitu sempurna haruius menyelekjsi ciptaannya? Hal ini berarti ada ciptaan Allah yang gagal yang tidak sempurna? Tidak mungkin.
3. Dalam poin ketiga Jung menafsirkan secara keliru. Hal ini karena ia memandang Kitab Kejadian terutama bagian penciptaan secara kronologis. Padahal kisah penciptaan tidak bisa dilihat secara kronologis. Kej pasal 1 menceritakan penciptaan secara umum dan dalam pasal 2 lebih diterangkan secara detail dan terperinci. Demikian juga ketika menjelaskan mengenai ada manusia lain selain Kain. Pada Pasal 4:17-25 dijelaskan mengenai keturunan Kain, Set, dan Enos. Dalam pasal 5:1-2 kembali diulangi cerita mengenai penciptaan manusia yang tertulis pada pasal 1:27. juga kejadian dalam pasal 4:25-26 juga diulang dalam pasal 5:4 dengan ditambahkan bahwa Adam “memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan” sehingga Kain kemungkinan menikah dengan saudara perempuannya ini. Dari beberapa penelitian di atas mmaka terbukti bahwa pasal 1-5 tidak bisa dilihat secara kronologis karena sangat membingungkan namun harus dilihat sebagai satu kesatuan. Barulah pada pasal 6 cerita di Alkitab memiliki alur yang kronologis.

Filed Under:

Shared and Contact

Bagikan renungan, artikel, cerita, kritik dan saran Anda, klik Disini atau Send Email.

Leave a Reply