• Bapa Gereja

  • Keluarga

  • Khotbah

  • Renungan

  • Cerita SM

  • Perpustakaan

  • Artikel

Aku Begini,Engkau Begitu...

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzM-Rm0zzytyPC8_0neXWCem5t6EWv3Pa2e_OKH-ctwZcw8UEm-TP9PPs_ewaZieCg1rIggSSrAU5Z5fuP61RObEsOfhk2rKuLi8AoNgo_PDdBJB9ZC7-tCQsFKg2qNi3PT_ENF1DyMQA/s1600/butterfly-07.jpgMatius 26:6-13
Di dalam kehidupan ini setiap manusia secara sadar pasti ingin hidup benar, tidak ada manusia yang bercita-cita jadi koruptor, tidak ada manusia yang bercita-cita jadi pencuri, tidak ada manusia yang bercita-cita jadi pembunuh, ini saya berbicara manusia yang sehat tidak terganggu jiwanya.
Setiap manusia kalau ditanya maukah anda berdosa pasti tidak ada yang mau. Namun pada kenyataannya di dunia ini banyak koruptor, banyak pencuri, banyak pembunuh, padahal tidak ada yang bercita-cita jadi orang-orang seperti itu.
Jemaat sekalian kita ini berbeda dengan manusia pertama ciptaan Tuhan, Adam. Adam memiliki dua hal penting dalam dirinya:

Adam diciptakan sempurna:

1. Mampu menuruti perintah Allah
2. Diperlengkapi dengan pengetahuan (tahu konsekwensi jika ia taat dan tidak taat)
3. Diperlengkapi dengan kuasa (kemampuan melawan iblis)
4. Memiliki kemampuan berdosa

Oleh karena itu tidak mungkin kita mempersalahkan Allah. Dosa disebabkan oleh manusia sendiri. Manusialah yang harus memikul segala tanggungjawabnya.

Ia dapat bertekun. Ia dapat terus hidup dalam ketaatan. Ia mengemban gambar Allah. Tuhan terus menerus ada di hadapan-Nya. Oleh karena itu tidak perlu baginya untuk jatuh. Namun Adam memilih untuk jatuh.

 Adam, sebagai manusia pertama, sebelum jatuh dalam dosa diciptakan sebagai :
1. Kepala keluarga. Jika ia berdosa, ia akan menyeret istri dan seluruh anggota keluarga yang lain, dan sebaliknya jika ia menuruti perintah Allah.
2. Kepala ciptaan: dia memberikan nama kepada semua binatang dan berkuasa atas ciptaan.
3. Kepala umat manusia: dosa Adam dan ketaatannya akan membawa dampak bagi seluruh umat manusia
4. Kepala Kovenan Kerja: Kovenan ini menyatakan jika Adam menuruti perintah Allah maka ia akan diberi kebahagiaan kekal sebaliknya jika ia melanggar ia juga akan mengalami kematian kekal sebagai hukumannya.

Setelah Adam berdosa 4 jabatan tersebut di atas tetap ada namun
1. Sebagai kepala keluarga ia merasakan akibat dari dosa yang menyiksa ketika anaknya saling membunuh. Kain jatuh ke dalam dosa dengan membunih Habil. Ia mengawali dosa sama dengan Hawa yaitu dengan melihat dan iri, kalau Hawa melihat buah pengetahuan yang baik dan jahat dan berpikir dengan memakannya maka dapat menjadi Allah. Kain melihat persembahan habel diterima Allah dan merasa iri sehingga membunuhnya.
2. Sebagai kepala ciptaan ia tidak aman lagi dari binatang-binatang buas, dan ia mendapati bahwa bumi menghasilkan semak dan duri. Mulai dari kejatuhannya ia bekerja dengan berpeluh, dan perempuan melahirkan dengan kesakitan.
3. Sebagai kepala umat manusia dan kovenan kerja ia telah menarik seluruh keturunannya bersama-sama dengannya dalam perbuatan dosanya dan dalam segala akibat yang ditimbulkan dari dosa itu.
Karena keberdosaan Adam maka kita keturunannya suka tidak suka, mau tidak mau pasti berdosa. Siapa disini yang dalam 2 jam terakhir yakin tidak berdosa sama sekali?

Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
 Roma 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Keberdosaan manusia ini membuat kesempurnaan hubungan antara Allah dengan manusia rusak. Walaupun sudah menerima Tuhan Yesus seringkali manusia sulit mengikuti kehendak Allah. Bahkan manusia sulit untuk mengetahui kehendak Allah dalam hidupnya, seandainya tahupun seringkali sulit atau tidak mau melakukannya.

Jangankan untuk mengetahui kehendak Allah, untuk melakukan kehendak-Nya saja sulit. Banyak kehendak Allah yang tidak dilakukan. Allah ingin kita rajin berdoa, kita tidak berdoa, Allah ingin kita banyak membaca Firman Tuhan, kita tidak melakukannya. Sehingga seringkali Allah maunya begini manusia maunya begitu seperti tema kita “Aku begini engkau begitu”

Paulus mengatakan di dalam Roma 7:18-19 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.

Menurut Calvin “manusia tidak memiliki dimensi Allah untuk memahami segalanya” (semut memiliki pandangan 2 dimensi)

Di dalam teks yang kita baca tadi kita akan belajar bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan sehubungan dengan memahamui kehendak-Nya. Dimana terkadang Allah ingin begini manusia inginnya begitu.

1. Dosa membuat manusia tidak mengerti kehendak Tuhan

Jemaat sekalian dalam 26:2 dan Markus 14:2 dikatakan bahwa sepertinya peristiwa yang kita baca ini adalah 2 hari sebelum paskah Yahudi yaitu paskah untuk merayakan keluarnya bangsa Israel dari tanah mesir. Namun kalau dilihat dalam Injil Yohanes peristiwa ini dalam 12:1 terjadi adalah 6 hari sebelum Paskah.

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Injil Yohanes ditulis secara kronologis menurut urutan waktu, sehingga setelah Yesus diurapi di Betania maka langsung masuk ke perikop “persepakatan untuk membunuh Lazarus” sehingga hal penghianatan Yudas baru ditulis pada pasal 18.

Sedangkan Matius dan Markus tidak menceritakan kisah ini secara kronologis sehingga seharusnya peristiwa “pemberitahuan tentang penderitaan Yesus dalam Matius 26:1-4” dan “rencana membunuh Yesus dalam Markus 14:1-2” adalah peristiwa setelah Yesus diurapi.

Hal ini menjelaskan kenapa Yohanes menjelaskan peristiwa pengurapan ini 6 hari sebelum paskah, karena kejadian ini menurut kronologis memang adalah demikian, sedangkan kejadian dua hari sebelum paskah adalah kejadian mengenai rencana untuk membunuh Yesus.

Paskah ini tentu adalah paskah Yahudi bukan paskah seperti yang kita rayakan. Paskah Yahudi adalah untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir.

Sedangkan lokasi peristiwa karena Matius dan Markus menulis di rumah Simon sikusta sedangkan Yohanes menulis tempat tinggal Lazarus maka kemungkinan Simon dan Lazarus adalah memiliki hubungan saudara, sedangkan Simon karena dia adalah orang kusta, maka tentu ia tidak ada di tempat tersebut bersama Lazarus karena orang kusta pasti dikucilkan.
Ketika Yesus sedang berada dalam Rumah Simon dalam ayat 7 ditulis “datanglah seorang perempuan kepada-Nya” perempuan ini menurut Injil Yohanes adalah Maria. Injil Yohanes menuli bahwa Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni.

Narwastu (Ibrani Nerd, Yunani Nardos) adalah salah satu rempah yang cukup berharga didalam Alkitab. Tanaman ini tumbuh di daerah India dan juga ditemukan di pegunungan Himalaya. Pohonnya kecil dengan banyak bagian runcing bergerombol pada batang dekat akarnya.

Tanaman ini mengeluarkan bunga-bunga berwarna merah muda. Dari batang dan akarnya inilah diperoleh minyak yang sangat berharga (band: Mrk 14:3; Yoh 12:3,5) dan menjadi bahan penting dalam pembuatan minyak wangi.

Narwastu sejak zaman dulu sangat berharga, sering dipakai oleh raja-raja, para imam dan petinggi lainnya dalam masyarakat Mesir, Ibrani dan Hindu. Balsem wangi yang terbuat dari batang dan akar narwastu yang sudah dikeringkan menjadi wewangian yang sangat disukai.

Selain sebagai minyak wangi, minyak ini mempunyai khasiat tinggi sebagai penenang. Minyak narwastu juga dipakai untuk menyembuhkan berbagai alaergi pada kulit, serta meremajakan kulit pada sebagian orang.

Maria mengambil setengah kati minyak narwastu ini sama dengan gaji buruh selama hampir satu tahun bekerja. Dalam Matius 26:7 dan Markus 14:3 dikatakan minyak tersebut dicurahkan ke kepala Yesus dan Yohanes menulis Maria membersihkan kaki Yesus dengan rambutnya.

Ini menunjukkan bahwa minyak itu membasahi seluruh tubuh Yesus dari kepala sampai kaki. Perbuatan ini menunjukkan bahwa Maria mengerti bahwa Yesus harus naik ke atas kayu Salib dan perbuatannya ini sebagai persiapan bagi penguburan Yesus, Maria tahu bahwa tugas Yesus di dunia akan berakhir dan Dia akan mati.

Namun tidak demikian halnya dengan para murid. Para murid melihat dari sudut pandang yang berbeda. mereka tidak setuju tindakan Maria ini. Mereka berkata dalam Matius 26:8-9 "Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin."

Murid-murid gusar atau lebih tepatnya jengkel pada tindakan perempuan ini. Para murid salah mengartikan perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.

Murid-murid tidak menyadari bahwa Yesus sudah dekat pada Salib, Yesus sudah mendekati saatnya mati. Murid-murid mengerti akan hal itu. Kalau kita melihat bahwa sebenarnya perkataan murid-murid ini tidaklah aneh, minyak narwastu sedemikian mahal memang cukup berguna jika dijual dan diberikan kepada orang miskin.

Namun yang jadi masalah adalah bukan itu yang dimau Yesus. Yesus berkata Matius26:10-11 "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.

Yesus menjelaskan bahwa orang miskin sampai kapanpun tetap ada. Namun keberadaan di dunia ini akan berakhir. Dia harus mati di atas kayu salib. Yesus menjelaskan bahwa perebuatan mencurahkan minyak yang dilakukan oleh perempuan tersebut lebih tinggi dari hanya memberi sedekah. Yesus tahu bahwa para murid ini lebih condong suka memberi sedekah karena dengan demikian para murid akan mendapat nama.
Para murid masih memikirkan dirinya sendiri. Mereka memangfaatkan pelayanan demi kepentingan sendiri. Ketika Yesus berbelas kasihan kepada 5000 lebih orang banyak yang kelaparan para murid memberi usul agar mereka pulang saja ke rumah masing-masing.
Ini menunjukkan bahwa para murid sebenarnya tidak memiliki hati yang tulus untuk melayani sesama. Ketika Yesus memberitakan bahwa Ia akan dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga Petrus dengan beraninya menarik Yesus kesamping bahkan menegur Dia dan melarang Yesus naik ke atas Salib.

Petrus bukan sayang kepada Yesus, bukan, namun Petrus takut wibawanya hilang jika Yesus tiada. Ketika orang-orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus supaya meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka, murid-murid memarahi orang-orang itu karena merasa anak-anak kecuil bukan lah sosok yang berharga, mereka tidak memiliki kasih.

Petrus setelah sekian lama mengikut Yesus mengatakan dalam Matius 19:27 "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Inilah ketidakmengertian para murid.

Keberdosaan kita sebagai manusia sejak kejatuhan Adam dan Hawa membuat kita seringkali merasa keputusan kita sudah di dalam jalur Tuhan namun sebenarnya jauh dari jalur yang Tuhan ingini. Mungkin apa yang kita rancangkan adalah baik, namun bukan itu yang Tuhan mau.

Jemaat sekalian ketika saya suatu malam berbincang-bincang dengan remaja GKKA. Ada satu remaja yang baru saja jatuh cinta dan mendapatkan seorang kekasih. Lalu saya tanya kenapa kamu mencintai dia, lalu remaja putra ini bilang, habis dia mau terima saya apa adanya lz, sayakan hitam, pendek dll tapi dia mau terima saya.

Kalau dialihat pacarnya memang lebih tinggi, putih, yang jelas sebenarnya gak nyambung…tapi itulah cinta, ketika mencintai seseorang seringkali logika dikalahkan. Seringkali tidak masuk akal, karena apa cinta itu bicara hati. Namun seringkali ketika kita mencintai istri, anak keluarga kita pakai hati, kita habis-habisan untuk mereka apapun yang terjadi. Namu kalau untuk Tuhan kita hitung-hitungan lebih menggunakan logika kita, kita tidak pakai hati.

2. Keberdosaan membuat kita merendahkan Tuhan

Minyak narwastu ini sangat mahal. Ketika perempuan ini mencurahkan minyak ini di kepala Tuhan Yesus, maka para murid menganggap bahwa ini adalah pemborosan. Pemborosan ini sebenarnya lebih tepat diartikan sia-sia.

Murid-murid ini menganggap sesuatu yang sia-sia memcurahkan minyak mahal kepada Yesus. Dalam Injil Matius dikatakan yang gusar adalah para murid, dalam Injil Markus 14:3 dikatakan “ada orang”, sedangkan dalam Yoh 12:4 adalah Yudas Iskariot.

Maka dapat disimpulkan banyak orang yang melihat kejadian itu tidak setuju, termasuk para murid dan mungkin Yudas yang paling keras tidak setuju tindakan wanita tersebut, mereka menganggap itu sia-sia tidak ada gunanya.

Tindakan ini adalah tindakan yang merendahkan Tuhan. Dalam pikiran mereka mereka merasa bahwa Yesus tidak layak mendapatkan hal itu. Tidak heran dalam teks selanjutnya Matius menceritakan penghianatan Yudas.

Beberapa kali Alkitab mencatat bagaimana Yesus direndahkan bahkan ditolak. Dalam Yohanes 10:31 orang-orang Yahudi mengambil batu melempari Yesus. Orang-orang Yahudi lebih memlih Barabas dari pada Yesus untuk dibebaskan. Keberdosaan manusia membuat manusia berani merendahkan Allah.

Yang melakukan hal-hal ini bukanlah orang yang tidak tahu Hukum Taurat. Yudas sudah 3 tahun mengikut Yesus. Seharusnya dia tahu apalah artinya minyak narwastu dibandingkan Yesus yang sudah membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, mencelikkan orang buta, membuat orang lumpuh berjalan, orang bisu berbicara, memberi makan 5000 orang.

Yudas lebih mementingkan dirinya sendiri. Ketika ia protes dan mengatakan sebaiknya minyak itu dijual dan diberikan kepada orang miskin sebenarnya dia tidak benar-benar hendak berbuat baik.

Jika seandainya uang itu diterima oleh Yudas pasti ia tidak menyalurkan sepenuhnya pada orang miskin namun ia akan memakai sebagian untuk kepentingan pribadinya.Yudas terbukti merendahkan Yesus, ia dalam perikop berikutnya menjual Yesus dengan 30 keping uang perak.

Dari Yohanes 12:6 dimana dikatakan bahwa ia adalah seorang pencuri yang sering mencuri uang yang dipercayakan kepadanya, maka jelas­lah bahwa ia adalah orang yang tamak. Mungkin sekali ketamakannya itulah yang menyebabkan ia lalu menjual Yesus (bdk. 1Tim 6:6-10) dengan 30 keping uang perak. 30 uang perak adalah harga seorang budak (bdk. Kel 21:32). Hanya untuk uang begitu sedikit, Yudas rela menjual Yesus!

Yudas yang adalah murid Tuhan Yesus menjual Tuhan Yesus, pasti kita berpikir keterlaluan sekali Yudas ini bukan? Bagi Yudas Yesus seharga seorang budak.

Dalam Lukas 17:11 tertulis ada 10 orang sakit kusta, 10 orang kusta itu memohon kesembuhan pada Yesus. Singkat cerita mereka menjadi sembuh. Namun apa yang terjadi dari 10 orang tersebut hanya
 1 yang kembali mengucap syukur, yang 9 hilang entah kemana.
 
· Adam dan Hawa ketika diciptakan mereka ditaruh dalam sebuah taman yang indah dengan segala fasilitas yang lengkap, namun apa yang terjadi? Mereka tidak puas mereka ingin menjadi Allah.

· Bangsa Israel ketika di padang gurun, berkali-kali merasakan pertolongan Tuhan, namun berkali-kali pula mereka bersungut-sungut.

· Yudas, 9 orang Kusta, Adam dan hawa, bangsa Israel adalah orang-orang yang tidak menghargai Tuhan. mereka menganggap apa yang Tuhan perbuat dalam hidup mereka hanyalah hal biasa.

· Namun jangan dulu merendahkan mereka. Kita harus melihat kembali kepada diri kita. Apakah kita secara sadar atau tidak sadar pernah menjual Yesus? Seberapa sering kita memilih tidak ibadah pada hari minggu hanya untuk urusan lain? Seberapa sering kita mengambil haknya Tuhan? seberapa sering kita lebih memilih hal-hal duniawi daripada hal-hal rohani?

· Keluaran 20:3-5 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

Jelas teks ini mengatakan bahwa Allah tidak ingin di duakan. Dalam ayat 3 tertulis Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

Jemaat sekalian, saya ini paling senang menunggu hari. Ketika saya menanti saat-saat tertentu saya senang menghitung hari demi hari, bahkan detik demi detik. Ada seorang pemuda menganggap hal ini tidak berguna. Namun jangan salah, ada maksudnya saya melakukan hal ini. Ketika saya tahu bahwa saya 1 hari mendekati apa yang saya inginkan disitu saya bersyukur atas penyertaan Tuhan, ketika 1 detik saya mendekati apa yang saya inginkan disitu saya mengucap syukur. Jangan pernah meremehkan 1 detikpun yang Tuhan berikan pada kita itu sama saja merendahkan Tuhan. kalau Tuhan tidak memberikan udara pada kita 10 menit saja saya yakin banyak yang akan mati. Kalau aliran darah kita Tuhan hentikan sejenak pasti kita akan sengasara, kalau Tuhan hentikan jantung kita lima menit saja kita akan mati. Jadi bersyukurlah. Orang yang tidak pernah menghitung harinya bersama Tuhan adalah orang tidak pernah mengucap syukur.

Mazmur 90:12 tertulis “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”

Keberdosaan kita membuat kita melupakan Tuhan, meremehkan Tuhan padahal Tuhan mau kita menyembah Dia, Tuhan mau kita senantiasa mengucap syukur pada-Nya, namun seringkali yang kita perbuat tidaklah sesuai dengan kehendak-Nya.

Filed Under:

Shared and Contact

Bagikan renungan, artikel, cerita, kritik dan saran Anda, klik Disini atau Send Email.

Leave a Reply