4 Tanda Pria Siap Menikah dan 4 Tanda Pria Tidak Siap Menikah
|
|
0 comments
Pria dan pernikahan - pernahkah Anda merasa begitu sulit menyatukan dua hal ini ? Jika saat ini Anda tengah berusaha agar kekasih Anda bersedia berkomitmen, ada kabar baik dan kabar buruk yang perlu diketahui. Kabar baiknya, Anda bisa berhenti bersikap manis agar ia segera melamar. Sedang kabar buruknya adalah tak ada yang bisa kita lakukan untuk mempercepat prosesnya. Pria memiliki jam biologis sendiri, ketika mereka sudah siap, tanpa diminta mereka akan berlutut melamar anda. Jadi sambil menunggu, anda bisa meyakinkan dirinya bahwa anda adalah orang yang paling tepat untuk dijadikan pasangan hidup. Atau kalau mau, anda juga bisa mencari orang yang tidak perlu diyakinkan.
Carie dkk di serial Sex and the City pernah membuat persamaan antara pria yang siap menikah dengan taksi. Pada satu titik dalam hidupnya, pria akan siap untuk mengikatkan diri dalam sebuah komitmen. Ketika lampu "available" menyala, maka wanita yang menjadi kekasihnya bisa masuk dan melaju dalam pernikahan. Lalu bagaimana kita tahu bedanya pria yang "lampunya menyala" dengan yang sedang menyetir dalam gelap ?
Hari bersenang-senang telah berakhir
Menurut John Malloy, penulis buku Why Men Marry Some Woman and Not Others, yang didasarkan pada survey yang dilakukannya pada 2500 pria, saat seorang pria siap menikah, kehidupan lajang sudah tidak lagi menarik untuknya. Malloy mewawancara pria berusia 17-70 tahun yang sedang berencana menikah; mereka mengaku mulai kehilangan minat mengunjungi klub, cafe atau bar yang selama ini menjadi tempat favoritnya.
Mandiri secara finansial
Meski pria juga memiliki jam biologis tetapi waktunya tidak sama dengan yang terjadi pada wanita. Kebanyakan pria lebih fokus untuk sampai pada kondisi mapan secara finansial sebelum berkeluarga. Jika ia masih berjuang atau kewalahan memenuhi kebutuhan pribadinya, ia tidak akan mau menambah bebannya dengan kehadiran seorang istri. Bila Anda berharap segera menikah, yang Anda butuhkan adalah pria dewasa ; seseorang yang bisa diandalkan, yang mampu menghidupi dirinya tanpa bantuan keluarga. Meski si dia tidak kunjung melamar, paling tidak ia mau diajak bicara tentang komitmen atau konsep hidup berkeluarga.
Ingin menjadi Ayah
Perhatikan sikapnya,bisa jadi ia memandang anak-anak dengan tatapan rindu dan mulai sering berkata kalau suatu hari nanti Anda pasti memiliki anak yang cantik. Jika pasangan Anda bukan pria yang suka berterus terang, coba simak apa kata John Malloy, "kebanyakan pria ingin punya anak pada usia muda agar ia bisa mengajarkan anak-anaknya memancing, bermain bola dan aktivitas laki-laki lainnya".
Dari survey yang dilakukan Malloy, ditemukan fakta bahwa usia bisa menjadi salah satu faktor bagi pria untuk segera menikah. Pria berpendidikan tinggi, biasanya tidak melihat pernikahan sebagai sesuatu yang serius sampai mereka berusia 26 tahun. Dan mereka akan masuk pada tahap membutuhkan komitmen di usia 28 sampai 33 tahun. Pria dengan jenjang pendidikan yang memakan waktu lama seperti dokter atau pengacara, berada di puncak kebutuhan pada usia 30 - 36 tahun. Tetapi masih menurut Malloy, ketika pria masih melajang di usia 37, kemungkinan ia akan menikah menjadi kecil. Dan setelah berusia 43, mungkin ia akan memutuskan untuk melajang selamanya.
Status pacar tetapi bersikap seperti suami
Ketika seorang pria sudah siap menjadi suami, ia akan bertingkah layaknya seorang suami. Misalnya ia membuat rencana masa depan, memperkenalkan Anda kepada teman-teman dan keluarganya, tidak hanya menelepon setiap hari tetapi juga bercerita aktivitasnya hari ini secara detail dan ingin mendengar hal yang sama dari Anda. Singkatnya, ia bersikap jujur dan terbuka.
Bila Anda tidak yakin dengan perhatian pasangan Anda, perhatikan tingkah lakunya, dan yang terpenting pandangannya terhadap masa depan. Jika ia berjanji menikahi Anda tetapi tidak menyebutkan waktu, atau ia sering menghindar bilamana Anda mulai menyinggung topik masa depan, tampaknya kemungkinan Anda untuk naik pelaminan bersamanya sangat kecil. Tetapi jangan cuma mengira itu karena ia belum siap. Berterus teranglah kepadanya dan sampaikan perasaan Anda, sehingga Anda bisa tahu dimana posisi Anda dalam hidupnya. Jika ia tidak siap, maka tidak ada yang bisa mengubahnya. Untuk kasus seperti ini, ada baiknya Anda berpikir ulang. Apakah Anda masih ingin menunggunya ?
Ia tidak siap menikah bila :
- Sering mengatakan tidak ingin diikat dalam tali perkawinan
Daripada membuang waktu untuk mengubah pikirannya, percaya padanya dan segera angkat kaki.
- Membeli mobil baru
Atau barang-barang mewah lainnya yang tidak mencerminkan kebutuhan masa depan. Jika ia tidak dewasa dan tidak bertanggung jawab dalam mengatur keuangannya, maka pola pikirnya masih ’saya’, bukan ’kita’.
- Menyebut temannya yang sudah menikah "pecundang"
Jika ia ingin memiliki pasangan hidup, ia akan melihat pria dan wanita yang membangun masa depan bersama sebagai suatu hal yang indah, bukan sebaliknya.
- Sering membuat Anda menangis
Dan itu bukan air mata bahagia. Jika ia tidak dapat dipercaya, sering berdusta, punya banyak Teman Tapi Mesra, lebih baik ’bercerai’ sekarang daripada di pengadilan.
sumber:kompascyber:06-03-2006
Carie dkk di serial Sex and the City pernah membuat persamaan antara pria yang siap menikah dengan taksi. Pada satu titik dalam hidupnya, pria akan siap untuk mengikatkan diri dalam sebuah komitmen. Ketika lampu "available" menyala, maka wanita yang menjadi kekasihnya bisa masuk dan melaju dalam pernikahan. Lalu bagaimana kita tahu bedanya pria yang "lampunya menyala" dengan yang sedang menyetir dalam gelap ?
Hari bersenang-senang telah berakhir
Menurut John Malloy, penulis buku Why Men Marry Some Woman and Not Others, yang didasarkan pada survey yang dilakukannya pada 2500 pria, saat seorang pria siap menikah, kehidupan lajang sudah tidak lagi menarik untuknya. Malloy mewawancara pria berusia 17-70 tahun yang sedang berencana menikah; mereka mengaku mulai kehilangan minat mengunjungi klub, cafe atau bar yang selama ini menjadi tempat favoritnya.
Mandiri secara finansial
Meski pria juga memiliki jam biologis tetapi waktunya tidak sama dengan yang terjadi pada wanita. Kebanyakan pria lebih fokus untuk sampai pada kondisi mapan secara finansial sebelum berkeluarga. Jika ia masih berjuang atau kewalahan memenuhi kebutuhan pribadinya, ia tidak akan mau menambah bebannya dengan kehadiran seorang istri. Bila Anda berharap segera menikah, yang Anda butuhkan adalah pria dewasa ; seseorang yang bisa diandalkan, yang mampu menghidupi dirinya tanpa bantuan keluarga. Meski si dia tidak kunjung melamar, paling tidak ia mau diajak bicara tentang komitmen atau konsep hidup berkeluarga.
Ingin menjadi Ayah
Perhatikan sikapnya,bisa jadi ia memandang anak-anak dengan tatapan rindu dan mulai sering berkata kalau suatu hari nanti Anda pasti memiliki anak yang cantik. Jika pasangan Anda bukan pria yang suka berterus terang, coba simak apa kata John Malloy, "kebanyakan pria ingin punya anak pada usia muda agar ia bisa mengajarkan anak-anaknya memancing, bermain bola dan aktivitas laki-laki lainnya".
Dari survey yang dilakukan Malloy, ditemukan fakta bahwa usia bisa menjadi salah satu faktor bagi pria untuk segera menikah. Pria berpendidikan tinggi, biasanya tidak melihat pernikahan sebagai sesuatu yang serius sampai mereka berusia 26 tahun. Dan mereka akan masuk pada tahap membutuhkan komitmen di usia 28 sampai 33 tahun. Pria dengan jenjang pendidikan yang memakan waktu lama seperti dokter atau pengacara, berada di puncak kebutuhan pada usia 30 - 36 tahun. Tetapi masih menurut Malloy, ketika pria masih melajang di usia 37, kemungkinan ia akan menikah menjadi kecil. Dan setelah berusia 43, mungkin ia akan memutuskan untuk melajang selamanya.
Status pacar tetapi bersikap seperti suami
Ketika seorang pria sudah siap menjadi suami, ia akan bertingkah layaknya seorang suami. Misalnya ia membuat rencana masa depan, memperkenalkan Anda kepada teman-teman dan keluarganya, tidak hanya menelepon setiap hari tetapi juga bercerita aktivitasnya hari ini secara detail dan ingin mendengar hal yang sama dari Anda. Singkatnya, ia bersikap jujur dan terbuka.
Bila Anda tidak yakin dengan perhatian pasangan Anda, perhatikan tingkah lakunya, dan yang terpenting pandangannya terhadap masa depan. Jika ia berjanji menikahi Anda tetapi tidak menyebutkan waktu, atau ia sering menghindar bilamana Anda mulai menyinggung topik masa depan, tampaknya kemungkinan Anda untuk naik pelaminan bersamanya sangat kecil. Tetapi jangan cuma mengira itu karena ia belum siap. Berterus teranglah kepadanya dan sampaikan perasaan Anda, sehingga Anda bisa tahu dimana posisi Anda dalam hidupnya. Jika ia tidak siap, maka tidak ada yang bisa mengubahnya. Untuk kasus seperti ini, ada baiknya Anda berpikir ulang. Apakah Anda masih ingin menunggunya ?
Ia tidak siap menikah bila :
- Sering mengatakan tidak ingin diikat dalam tali perkawinan
Daripada membuang waktu untuk mengubah pikirannya, percaya padanya dan segera angkat kaki.
- Membeli mobil baru
Atau barang-barang mewah lainnya yang tidak mencerminkan kebutuhan masa depan. Jika ia tidak dewasa dan tidak bertanggung jawab dalam mengatur keuangannya, maka pola pikirnya masih ’saya’, bukan ’kita’.
- Menyebut temannya yang sudah menikah "pecundang"
Jika ia ingin memiliki pasangan hidup, ia akan melihat pria dan wanita yang membangun masa depan bersama sebagai suatu hal yang indah, bukan sebaliknya.
- Sering membuat Anda menangis
Dan itu bukan air mata bahagia. Jika ia tidak dapat dipercaya, sering berdusta, punya banyak Teman Tapi Mesra, lebih baik ’bercerai’ sekarang daripada di pengadilan.
sumber:kompascyber:06-03-2006
Filed Under: Artikel
0 comments
Trackback URL | Comments RSS Feed